POLA PEMBERIAN MAKAN BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA BALITA USIA 2 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KENDAL
Abstract
Stunting merupakan indikator kekurangan gizi kronis akibat ketidakcukupan asupan makanan sehingga tinggi
badan yang tidak sesuai dengan umurnya (TB/U). Kasus stunting di Kendal melonjak sekitar 13% kasus pada 2022.
Penyebab stunting di antaranya adalah karena kesalahan pemberian makan oleh ibu. Pola makan ini terkait dengan
jenis makanan yang diberikan kepada balita yang tidak selalu tepat, serta jumlah asupan makanan yang diberikan
tidak sinkron dengan kebutuhan balita. Tujuan : Mengetahui hubungan pola pemberian makan dengan kejadian
stunting pada balita usia 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Cepiring. Jenis penelitian korelasional dengan
pendekatan cross-sectional. Populasi ibu dan balita 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Cepiring. Besar sampel 68
balita dimana pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen alat pengukur tinggi badan
dan kuesioner food frequency questionnaire. Uji analisa data menggunakan uji chi-square. Pola pemberian makan
pada balita usia 2 tahun sebagian besar tepat sebanyak 40 responden (58,8%) dan yang pola pemberian makannya
tidak tepat sebanyak 28 responden (41,2%). Kejadian Stunting pada Balita Usia 2 Tahun sebagian besar tidak
mengalami stunting sebanyak 38 responden (68,3%) dan yang mengalami stunting sebanyak 30 responden
(44,1%). Ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 2
tahun dengan nilai p=0,000 dan pola pemberian makan yang kurang tepat 21,686 kali mempunyai resiko terjadi
stunting dibandingkan yang pola pemberian makannya tepat. Pola pemberian makan berhubungan dengan kejadian
stunting pada balita usia 2 tahun dimana pola pemberian makan yang kurang tepat mempunyai resiko lebih tinggi
terjadi stunting dibandingkan yang pola pemberian makannya tepat.
Kata Kunci : Balita, Pola Pemberian Makan, Stunting
badan yang tidak sesuai dengan umurnya (TB/U). Kasus stunting di Kendal melonjak sekitar 13% kasus pada 2022.
Penyebab stunting di antaranya adalah karena kesalahan pemberian makan oleh ibu. Pola makan ini terkait dengan
jenis makanan yang diberikan kepada balita yang tidak selalu tepat, serta jumlah asupan makanan yang diberikan
tidak sinkron dengan kebutuhan balita. Tujuan : Mengetahui hubungan pola pemberian makan dengan kejadian
stunting pada balita usia 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Cepiring. Jenis penelitian korelasional dengan
pendekatan cross-sectional. Populasi ibu dan balita 2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Cepiring. Besar sampel 68
balita dimana pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen alat pengukur tinggi badan
dan kuesioner food frequency questionnaire. Uji analisa data menggunakan uji chi-square. Pola pemberian makan
pada balita usia 2 tahun sebagian besar tepat sebanyak 40 responden (58,8%) dan yang pola pemberian makannya
tidak tepat sebanyak 28 responden (41,2%). Kejadian Stunting pada Balita Usia 2 Tahun sebagian besar tidak
mengalami stunting sebanyak 38 responden (68,3%) dan yang mengalami stunting sebanyak 30 responden
(44,1%). Ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 2
tahun dengan nilai p=0,000 dan pola pemberian makan yang kurang tepat 21,686 kali mempunyai resiko terjadi
stunting dibandingkan yang pola pemberian makannya tepat. Pola pemberian makan berhubungan dengan kejadian
stunting pada balita usia 2 tahun dimana pola pemberian makan yang kurang tepat mempunyai resiko lebih tinggi
terjadi stunting dibandingkan yang pola pemberian makannya tepat.
Kata Kunci : Balita, Pola Pemberian Makan, Stunting
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang
Kota Semarang, Jawa Tengah - 50273 - ID
Telp. 024 76740294