HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS KENDAL 01
Abstract
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2021, jumlah keseluruhan akseptor KB pada
tingkat Nasional 22.682.255 yang terbesar akseptor KB suntik sebanyak 12.562.106 (55,38%). Kontrasepsi
suntikan yang paling banyak digunakan adalah jenis kontrasepsi suntikan Depo Medroxy Progesterone Acetate
(DMPA) dan kontrasepsi suntikan kombinasi. Efek samping penggunaan kontrasepsi suntik yang utama adalah
perubahan berat badan. Perubahan berat badan akseptor KB suntik disebabkan hormon progesteron yang
merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Tujuan: Mengetahui hubungan kenaikan berat badan
pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Kendal 01. Metode: Jenis penelitian menggunakan kuantitatif
dengan desain case control study. Besar sampel 46 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Instrumen penelitian menggunakan catatan medis. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil
Penelitian : Rata-rata usia responden adalah 30,35 tahun, mayoritas berpendidikan terakhir Tamat
SMA/Sederajat sebanyak 19 orang (41,3%), dan tidak bekerja/IRT sebanyak 23 orang (50%). Mayoritas
responden menggunakan kontrasepsi akseptor KB suntik 3 bulan adalah Rutin (>4x/tahun) sebanyak 32 orang
(69,6%). Mayoritas responden meningkat berat badan sebanyak 37 orang (80,4%). Ada hubungan antara
kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Kendal 01, dengan p = 0,000 < α 0,05 dan
nilai OR 41.333 (95% CI : 4.334 – 394.193). Saran : diharapkan perawat memberikan pendidikan kesehatan
tentang efek samping penggunaan akseptor KB suntik 3 bulan yaitu kenaikan berat badan dengan cara
menajemen aktivitas fisik, pola makan dan pola tidur.
Kata Kunci : Kenaikan Berat Badan, Akseptor KB Suntik 3 Bulan
tingkat Nasional 22.682.255 yang terbesar akseptor KB suntik sebanyak 12.562.106 (55,38%). Kontrasepsi
suntikan yang paling banyak digunakan adalah jenis kontrasepsi suntikan Depo Medroxy Progesterone Acetate
(DMPA) dan kontrasepsi suntikan kombinasi. Efek samping penggunaan kontrasepsi suntik yang utama adalah
perubahan berat badan. Perubahan berat badan akseptor KB suntik disebabkan hormon progesteron yang
merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Tujuan: Mengetahui hubungan kenaikan berat badan
pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Kendal 01. Metode: Jenis penelitian menggunakan kuantitatif
dengan desain case control study. Besar sampel 46 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Instrumen penelitian menggunakan catatan medis. Analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil
Penelitian : Rata-rata usia responden adalah 30,35 tahun, mayoritas berpendidikan terakhir Tamat
SMA/Sederajat sebanyak 19 orang (41,3%), dan tidak bekerja/IRT sebanyak 23 orang (50%). Mayoritas
responden menggunakan kontrasepsi akseptor KB suntik 3 bulan adalah Rutin (>4x/tahun) sebanyak 32 orang
(69,6%). Mayoritas responden meningkat berat badan sebanyak 37 orang (80,4%). Ada hubungan antara
kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan di Puskesmas Kendal 01, dengan p = 0,000 < α 0,05 dan
nilai OR 41.333 (95% CI : 4.334 – 394.193). Saran : diharapkan perawat memberikan pendidikan kesehatan
tentang efek samping penggunaan akseptor KB suntik 3 bulan yaitu kenaikan berat badan dengan cara
menajemen aktivitas fisik, pola makan dan pola tidur.
Kata Kunci : Kenaikan Berat Badan, Akseptor KB Suntik 3 Bulan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang
Kota Semarang, Jawa Tengah - 50273 - ID
Telp. 024 76740294