Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Peternak Kambing “Kembang Arum” Sleman

Winanto Nawarcono, Dhiana Ekowati, Yuri Murdo

Abstract


Populasi ternak kambing dari tahun ke tahun terus bertambah. Hal itu disebabkan karena minat peternak untuk memelihara kambing semakin meningkat. Alasan utama peternak memelihara kambing adalah untuk
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kambing. Budidaya beternak kambing “Kembang Arum” merupakan kegiatan warisan nenek moyang yang bersifat turun menurun, dimana hasil ternak kambing tersebut belum maksimal karena hanya berwujud penghasilan tambahan. Kelompok peternak kambing ”Kembang Arum” merupakan kelompok masyarakat peternak kambing di dusun Pakelan, desa Sumber Arum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembentukan kelompok peternak kambing bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok peternak kambing. Anggota kelompok ini saling bekerjasama dan saling membantu untuk kepentingan bersama. Saat ini yang dijalankan oleh kelompok
ini adalah memelihara indukan, pembesaran anakan kambing, dan memanfaatkan limbah kotoran kambing untuk diolah menjadi kompos sehingga dapat membantu usaha pertanian. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak adalah kandang kambing yang masih sederhana, kurang layak dan belum memenuhi standar. Padahal hal pertama yang harus di perhatikan dalam beternak kambing adalah kualitas dari kandang yang akan di gunakan untuk tempat kambing. Ukurannya harus sesuai dengan jumlah kambing yang akan dipelihara dan kandang yang kita buat juga harus memenuhi standar kualitas. Keterbatasan modal menjadikan perkembangan peternakan kambing mengalami kendala. Padahal untuk menghasilkan ternak kambing yang
gemuk, sehat dan bernilai jual tinggi diperlukan bibit kambing yang berkualitas. Pemilihan bibit kambing yang bagus dan berkualitas memang harus dilakukan dengan baik dan tepat, karena akan mempengaruhi hasil
kesuksesan dalam memulai usaha peternakan kambing. Untuk menambah penghasilan, mitra memanfaatkan limbah kotoran kambing, menjadi hasil olahan pupuk organik. Namun karena pengetahuan mengenai pembuatan pupuk organik hanya berupa ilmu turun temurun maka kualitas hasil olahan pupuk organik kurang berkualitas.Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan ternak menjadikan mitra tidak selalu berhasil menangani dengan baik permasalahan kesehatan ternak kambing, sehingga terkadang menyebabkan ternak kurus dan kurang sehat. Kondisi ini menyebabkan harga jual ternak menjadi rendah. Perlu adanya peningkatan pemahaman peternak dalam pemeliharaan ternak, agar ternak kambing berkualitas, gemuk dan sehat. Keterbatasan kemampuan anggota kelompok dalam pengelolaan keuangan menjadikan usaha ternak kambing kurang berkembang, dimana peternak tidak mengetahui dengan pasti berapa keuntungan atau kerugiannya.
Keuangan keluarga dengan keuangan usaha belum ada pemisahan keuangan. Dengan PKM, melalui bantuan modal, peternak mempunyai kandang kambing yang sesuai standar, serta bibit kambing yang bagus akan mempengaruhi hasil kesuksesan dalam usaha peternakan. Peningkatan jumlah kambing melalui pengembangbiakan ternak kambing. Peningkatan penghasilan melalui penjualan pupuk organik yang
berkualitas, peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan ternak kambing, manajemen pemeliharaan dan peningkatan pemahaman manajemen usaha, sehingga ada pemisahan keuangan, antara keuangan keluarga dan keuangan usaha, ada analisis usaha, dan pembukuan sederhana serta mitra mengetahui secara pasti berapa modal
sesungguhnya yang telah dikeluarkan dan berapa keuntungan yang diperoleh, serta berapa kerugian yang ditanggung bila ternyata ternak sakit atau mati.

Kata kunci: kandang kambing, bibit kambing, pupuk organik, kesehatan ternak, manajemen usaha

Abstract

The population of goats from year to year continues to grow. This is because the interest of farmers to raise goats is increasing. The main reason for raising goats is to get profits from the sale of goats. Cultivation of "Kembang Arum" goat breeding is an activity of ancestral inheritance that is descending, where the results of goat livestock are not maximized because they only form additional income. The goat breeder group "Kembang Arum" is a community group of goat farmers in Pakelan village, Sumber Arum village, Moyudan sub-district, Sleman regency, Yogyakarta Special Region. The formation of a goat breeder group aims to improve the welfare of members of the goat breeder group. Members of this group work together and help each other for mutual interests. Currently, the group runs the maintenance of broodstock, enlarging goat breeders, and utilizing goat manure to be processed into compost so that it can help agricultural businesses. One of the problems faced by farmers is the goat cage which is still simple, less feasible and does not meet the standards. Even though the first thing to consider in raising goats is the quality of the cage that will be used for the goat's place. The size must be in accordance with the number of goats to be kept and the cages that we make must also meet quality standards. Capital limitations make the development of goat farms experience problems. Even though to produce goats that are fat, healthy and have high selling value, we need quality goat seeds. The selection of good and quality goat seeds must be done properly and precisely, because it will affect the results of success in starting a goat farm. To increase income, partners utilize goat manure, which is processed by organic fertilizer. However, because the knowledge of making organic fertilizer is only in the form of hereditary knowledge, the quality of processed organic fertilizers is of less quality. The lack of knowledge about animal health makes partners not always manage well the health problems of goats, so that sometimes causes cattle to be thin and unhealthy. This condition causes the selling price of livestock to be low. There needs to be an increase in understanding of farmers in livestock raising, so that goats are of high quality, fat and healthy. The limited ability of group members in financial management makes goat livestock business less developed, where farmers do not know exactly how much profit or loss. Family finances with business finance have no financial separation. With PKM, through capital assistance, farmers have a goat cage that is standard, and good goat seeds will affect the results of success in the farm business. Increasing the number of goats through goat breeding. Increased income through quality organic fertilizer sales, increased knowledge about goat health, maintenance management and increased understanding of business management, so that there is financial separation, between family finance and business finance, business analysis, and simple bookkeeping and partners knowing exactly how much capital in fact what has been issued and how much profit is obtained, as well as how much loss is borne if it turns out that the livestock is sick or dead.


Keywords


goat cage; goat seeds; organic fertilizer; animal health; business management

Full Text:

PDF

References


Agus Andoko. 2012. Beternak Kambing Unggul, Gramedia, Jakarta

Asmirani Alam. 2013. Curahan Waktu Kerja Keluarga Pada Usaha Peternakan Kambing di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Agrinimal, Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 2088-3609

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib, 2007, Analisis Komparasi Pendapatan Usaha Ternak Kambing Peranakan Ettawah (PE) di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, Journal of Animal Agricultural Socio-economics : 3 (1) January, 2007.

Budi Prabowo, 2010, Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing, Report No. 51. STE. Final November, 2010, BPTP Sumatera Selatan

Dewi Norytyas Prihatiningrum, 2013, Penerapan Sistem Agribisnis Peternakan Kambing Jawa Randu dalam Kerangka Pengembangan Wilayah Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jurnal Wilayah dan Lingkungan, Universitas Diponegoro, Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013, 141-156

Dewintha Stani, 2009, Analisis Struktur Biaya Usaha Ternak Kambing Perah (Kasus : Tiga Skala Pengusahaan di Kabupaten Bogor), Skripsi, Institut Pertanian Bogor Hendra S. Raharjaputra. 2009. Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta

http://www.infoagribisnis.com/ternak-kambing-sekala-kecil/, diakses pada Kamis, 15 Juni 2017, jam 17.00 Wib

http://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pro08-82.pdf?secure=1, diakses pada Sabtu, 17 Juni 2017, jam 09.00 Wib

http://duniasapi.com/diklat/program/wirausaha/ternakkambingdomba.html, diakses pada Sabtu, 18 Juni 2017, jam 18.00 Wib

Juwaher Makatita. 2013. Hubungan Antara Karakteristik Peternak Dengan Skala Usaha Pada Usaha Peternakan Kambing di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, Agrinimal, Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2013, ISSN 2088-3609

Septiannisa Bahma. 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Penggemukan Domba dan Kambing di Peternakan Bapak Sarno, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Skripsi, Institut Pertanian Bogor

Rahmat Surya Atmaja. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Skala Usaha Pemeliharaan Ternak Kambing di Kecamatan Limboro Kabupaten Polman, Skripsi, Universitas Hasanudin Makasar

Ronald.A.Sitepu. 2008. Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing di Kabupaten Karo, Skripsi, Universitas Sumatera Utara

Sri Waluyo & Mahmud Effendi, 2014, Beternak Kambing & Domba Cepat Gemuk,Tahan Penyakit, Bebas Bau, Gramedia Jakarta

Sundari, Komarun Efendi, 2010, Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Peternak Kambing Peranakan Etawah di Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, Jurnal AgriSains Vol.1 No.1, Maret 2010, ISSN : 2086-7719

Thomas W. Zimmerer, Norman M.Scarborough, 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat, Jakarta

Zulfanita, 2011, Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo, Mediagro, Vol 7. NO. 2, 2011: Hal 61 - 68


Refbacks

  • There are currently no refbacks.