Tanggapan Penonton Muslim Indonesia terhadap Transformasi Kehidupan Malcolm X sebagai Seorang Mualaf dalam Film “Malcolm X” (1992) Karya Spike Lee

Abstract

“Malcolm X” (1992) adalah film yang di sutradarai oleh Spike Lee. Film ini menceritakan tentang perubahan pria kulit hitam dari yang tidak baik menjadi baik, karena ia mempelajari dan masuk Islam. Tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis film “Malcolm X” (1992) terkait pada respon pembaca Muslim Indonesia. Dengan itu, peneliti hanya focus pada telaah terhadap analisis resepsi sastra. Peneliti menggunakan metode
pendekatan pragmatik sastra. Teori yang digunakan adalah teori resepsi sastra dengan dibantu oleh teori Cakrawala Harapan Hans Jauzz untuk membahas respon responden. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah studi lapangan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan analisis tanggapan penonton dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden Muslim Indonesia usia 21 sampai 23 tahun. Hasil analisis tentang respon pembaca menunjukkan bahwa pengetahuan pembaca terhadap film dan tokoh Islam terbatas pada film dan tokoh dari Indonesia atau Asia. Responden memiliki bermacam-macam harapan. Mereka menganggap film Malcolm X sebagai film laga karena pola pikir mereka tentang film luar negeri (Barat) yang identik dengan film laga. Bagi responden film ini memberikan wawasan baru dan menjadifilm yang dapat memberikan motivasi dalam kehidup mereka.

Kata kunci: Malcolm, respon penonton muslim indonesia

Abstract

“Malcolm X” (1992) is a film directed by Spike Lee. This film tells the story of the change of black man from the bad to good, because he studied and converted to Islam. The purpose of this study was to analyze the film "Malcolm X" (1992) related to the response of Indonesian Muslim readers. There for the researchers only focus on the analysis of literary reception analysis. The researchers use the method of literary pragmatic approach. The theory used is the theory of literary reception assisted by Hans Jauzz's Horizon of Expectation theory to discuss respondents' responses. The method used in data collection is a field study to collect the data relating to the analysis of audience responses by distributing questionnaires to Indonesian Muslim respondents aged 21 to 23 years. The results of an analysis of reader responses shows that readers' knowledge of films and Islamic figures is limited to films and figures from Indonesia or Asia. Respondents have various expectations. They consider Malcolm X's film as an action film because of their mindset about foreign (Western) films that are identical to action films. For respondents, this film provides new insights and becomes a film that can provide motivation in their lives.