Perbedaan Kualitas Preparat Hati Marmut pada Proses Deparafinisasi Menggunakan Xilol dan Minyak Zaitun pada Pewarnaan He

Yona Erwin, Tulus Ariyadi, Fitri Nuroini

Abstract


Deparafinisasi merupakan tahap awal dalam proses pewarnaan (Staining). Proses ini bertujuan agar memudahkan zat warna HE masuk ke dalam jaringan. Xilol atau xylene umumnya digunakan sebagai agen
deparafinisasi dalam histopatologi. Xilol memberikan hasil preparat sediaan yang baik dalam tahapan deparafinisasi. Alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti xilol adalah dengan mencari pengganti xilol
untuk meminimalisir bahaya kesehatan. Minyak zaitun merupakan minyak atsiri yang berasal dari tanaman zaitun yang memiliki senyawa kimia asam oleat sebesar 85%. Kandungan asam oleat dalam minyak zaitun
merupakan asam lemak tak jenuh. Asam oleat yang terkandung dalam minyak zaitun memiliki sifat tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut non-polar seperti benzene, kloroform dan eter sehingga dapat
digunakan untuk menghilangkan sisa parafin yang terdapat pada jaringan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kualitas preparat hati marmut menggunakan xilol dan minyak zaitun sebagai agent deparafinisasi. Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross Sectional. Sampel organ hati diperoleh dari hewan marmut kemudian melalui processing jaringan diolah menjadi 30 sediaan dengan pewarnaan HE.
Kualitas sediaan diamati dan dilakukan penilaian densitas warna inti dan warna sitoplasma dilakukan dengan cara digitalisasi sediaan menggunakan perangkat lunak image-j. Hasil penelitian uji densitas warna inti kelompok xilol dan minyak zaitun sebesar 1.4463 OD, 1.5447 OD.  Warna sitoplasma kelompok xilol dan minyak zaitun adalah 1.6444 OD, 1.7040 OD. Kesimpulan sediaan jaringan hati dengan agent deparafinasi xilol dan minyak zaitun menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas berdasarkan uji statistik.
 
Kata kunci: HE, deparafinasi, larutanxilol, larutan minyak zaitun

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.