Studi Tentang Perilaku Pasien Kanker Payudara dalam Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan dengan Telemedicine di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

Irene Nur Amelia Asiam, Nurina Dyah Larasaty, Toto Suyoto

Abstract


Telemedicine mempermudah pelayanan kesehatan jarak jauh, termasuk teleoncology untuk pasien kanker
payudara di Jawa Tengah. Meski regulasi WHO dan Permenkes No 20 Tahun 2019 mendukung adanya
layanan tersebut, namun keterbatasan keterampilan digital dan infrastruktur, serta minimnya sosialisasi
kebijakan, menghambat optimalisasi. Penelitian ini mengeksplorasi perilaku pasien kanker payudara dalam
memanfaatkan telemedicine dan pemahaman mereka tentang perlindungan hukum. Layanan SANTRI (Siap
Antar Obat Tanpa Antri) merupakan telemedicine yang ada di RSUD Kraton dan menawarkan solusi dalam
meningkatkan aksetabilitas dengan mengurangi waktu antrean untuk pengambilan obat. Tujuan penelitian
ini menggambarkan faktor predisposing, seperti pengetahuan dan sikap pasien kanker payudara terhadap
telemedicine, faktor enabling yang mencakup akses internet dan aplikasi layanan, serta faktor reinforcing
yang melibatkan peran tenaga kesehatan dalam mendukung pemanfaatan telemedicine. Metode Penelitian
ini bersifat kualitatif, menggunakan wawancara mendalam dengan pasien kanker payudara, staf RSUD, dan
keluarga. Data dikumpulkan secara triangulasi dan dianalisis secara induktif, menekankan makna dan
generalisasi hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien kanker tentang
telemedicine di RSUD Kraton sangat baik, namun pengetahuan mengenai kebijakannya masih kurang baik,
sikap pasien terhadap adanya layanan telemedicine baik dengan adanya layanan telemedicine bisa menjadi
solusi yang efektif serta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien karena bisa mengefisiensi
waktu, tenaga, dan biaya. Hambatannya yaitu saat ada pasien lansia yang gaptek dan kurang memadai dari
segi sarana prasarana serta peran tenaga kesehatan yang masih minim sosialisasi kepada pasien secara
langsung. Kesimpulan: informan memahami telemedicine sebagai layanan online yang efisien, namun
sebagian besar tidak memahami kebijakan tersebut. Mereka menyadari hak pasien untuk mengajukan
gugatan dan menganggap akses internet sudah memadai, meski kendala teknis masih ada. Layanan antar
obat di RSUD Kraton dinilai bermanfaat, namun sosialisasi aplikasi SANTRI melalui media sosial
dianggap masih kurang.
Kata kunci: Kebijakan, stelemedicine, kanker payudara, layanan kesehatan

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.