Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Usia 3 Hari dengan BBLR di PMB Anggtita SN, S.Keb.Bd Kota Semarang
Abstract
Latar Belakang : BBLR tidak hanya menjadi indikator status kesehatan bayi baru lahir, namun juga
mencerminkan status sosial ekonomi masyarakat dan pelayanan kesehatan. Masih banyak bayi yang lahir
dengan berat badan lahir rendah dan berisiko mengalami komplikasi kesehatan dan tumbuh kembang. Hasil
dari tujuh penelitian multisenter menemukan bahwa kejadian BBLR berkisar antara 2,1% hingga 17,2.
Tahun 2021 terdapat 499 kejadian BBLR dan naik menjadi 562 kasus di 2022 di Kota Semarang.
Kecamatan Banyumanik pada tahun 2022 terdapat 44 kasus BBLR. Tahun 2022 terdapat 8 kasus bayi
dengan kebutuhan pemantauan tumbuh kembang yang memiliki kasus BBLR dan di tahun 2023 naik
menjadi 13 kasus bayi A umur 3 hari dengan BBLR di PMB Anggita S.N, S.Keb.Bd. Tujuan : Memberikan
asuhan kebidanan pada Bayi A umur 3 hari dengan BBLR di PMB aNggita SN, S.Keb. Bd. Metode : Jenis
penelitian yang digunakan adalah laporan kasus pada Bayi A dengan BBLR. Pengambilan data dilakukan
dengan wawancara, observasi, pemberiksaan fisik dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan
kebidanan 7 langkah varney dan SOAP. Hasil : Pada kasus Bayi A dengan BBLR telah diberikan asuhan
tatalaksana perawatan bayi dengan pemenuhan nutrisi secara adekuat dan tatalaksana perawatan metode
kanguru dengan hasil berat badan bayi bertambah 200 gram selama 20 hari dan sudah tergolong bayi dengan
berat badan normal. Kesimpulan : Tidak ditemukan kesenjangan teori dan praktik di lahan dalam
penerapam asuhan kebidanan pada Bayi A umur 3 hari dengan BBLR di PMB Anggita SN, S.Keb. Bd.
Kata Kunci : asuhan kebidanan, BBLR.
mencerminkan status sosial ekonomi masyarakat dan pelayanan kesehatan. Masih banyak bayi yang lahir
dengan berat badan lahir rendah dan berisiko mengalami komplikasi kesehatan dan tumbuh kembang. Hasil
dari tujuh penelitian multisenter menemukan bahwa kejadian BBLR berkisar antara 2,1% hingga 17,2.
Tahun 2021 terdapat 499 kejadian BBLR dan naik menjadi 562 kasus di 2022 di Kota Semarang.
Kecamatan Banyumanik pada tahun 2022 terdapat 44 kasus BBLR. Tahun 2022 terdapat 8 kasus bayi
dengan kebutuhan pemantauan tumbuh kembang yang memiliki kasus BBLR dan di tahun 2023 naik
menjadi 13 kasus bayi A umur 3 hari dengan BBLR di PMB Anggita S.N, S.Keb.Bd. Tujuan : Memberikan
asuhan kebidanan pada Bayi A umur 3 hari dengan BBLR di PMB aNggita SN, S.Keb. Bd. Metode : Jenis
penelitian yang digunakan adalah laporan kasus pada Bayi A dengan BBLR. Pengambilan data dilakukan
dengan wawancara, observasi, pemberiksaan fisik dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan
kebidanan 7 langkah varney dan SOAP. Hasil : Pada kasus Bayi A dengan BBLR telah diberikan asuhan
tatalaksana perawatan bayi dengan pemenuhan nutrisi secara adekuat dan tatalaksana perawatan metode
kanguru dengan hasil berat badan bayi bertambah 200 gram selama 20 hari dan sudah tergolong bayi dengan
berat badan normal. Kesimpulan : Tidak ditemukan kesenjangan teori dan praktik di lahan dalam
penerapam asuhan kebidanan pada Bayi A umur 3 hari dengan BBLR di PMB Anggita SN, S.Keb. Bd.
Kata Kunci : asuhan kebidanan, BBLR.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.