Kompres Dingin Pada Vertebra (Lumbal) Terhadap Skala Nyeri Pasien Post Operasi
Abstract
Pendahuluan: Nyeri merupakan salah satu masalah yang dialami pasien setelah tindakan pembedahan. Untuk mengatasi nyeri tersebut dapat dilakukan tindakan non farmakologis, seperti teknik relaksasi, distraksi,
aromaterapi, terapi musik. Kompres dingin merupakan salah satu teknik distraksi yang sering digunakan pada pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah nyeri post operasi. Kompres dingin pada vertebra (lumbal) memberikan efek mati rasa pada daerah sekitar sehingga ini berfungsi sebagai anestesi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada pasien post operasi.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen untuk mengetahui skala nyeri pasien post operasi sebelum dan setelah dilakukan kompres dingin pada vertebra
(lumbal). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang pasien post operasi di RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.
Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata skala nyeri pasien post operasi sebelum dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) sebesar 5.31. Sedangkan skala nyeri pasien post
operasi sesudah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) sebesar 3.44. Ada perbedaan rerata skala nyeri pasien post operasi sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) dengan p value = 0.000. Kompres dingin efektif menurunkan nyeri post operasi karena dengan kompres dingin ini menyebabkan transmisi nyeri tertutup sehingga cortex cerebri tidak dapat menerima sinyal karena nyeri sudah diblok dengan stimulasi dingin yang mencapai otak lebih dulu. Hal ini berkaitan dengan gate control theory dimana stimulasi kulit berupa kompres dingin dapat mengaktivasi transmisi serabut saraf sensorik A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menutup “gerbang” dan menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dengan diameter yang kecil Kesimpulan: Rerata skala nyeri pasien post operasi di RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang sebelum dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) yaitu 5.31. Sedangkan skala nyeri pasien post operasi setelah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) mengalami penurunan sebesar 3.44. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skala nyeri pasien post operasi sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) dengan p value = 0.000.
Kata Kunci: Kompres dingin, nyeri post operasi
aromaterapi, terapi musik. Kompres dingin merupakan salah satu teknik distraksi yang sering digunakan pada pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah nyeri post operasi. Kompres dingin pada vertebra (lumbal) memberikan efek mati rasa pada daerah sekitar sehingga ini berfungsi sebagai anestesi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada pasien post operasi.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen untuk mengetahui skala nyeri pasien post operasi sebelum dan setelah dilakukan kompres dingin pada vertebra
(lumbal). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang pasien post operasi di RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.
Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata skala nyeri pasien post operasi sebelum dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) sebesar 5.31. Sedangkan skala nyeri pasien post
operasi sesudah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) sebesar 3.44. Ada perbedaan rerata skala nyeri pasien post operasi sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) dengan p value = 0.000. Kompres dingin efektif menurunkan nyeri post operasi karena dengan kompres dingin ini menyebabkan transmisi nyeri tertutup sehingga cortex cerebri tidak dapat menerima sinyal karena nyeri sudah diblok dengan stimulasi dingin yang mencapai otak lebih dulu. Hal ini berkaitan dengan gate control theory dimana stimulasi kulit berupa kompres dingin dapat mengaktivasi transmisi serabut saraf sensorik A-beta yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menutup “gerbang” dan menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dengan diameter yang kecil Kesimpulan: Rerata skala nyeri pasien post operasi di RSUD KRMT Wongsonegoro Kota Semarang sebelum dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) yaitu 5.31. Sedangkan skala nyeri pasien post operasi setelah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) mengalami penurunan sebesar 3.44. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skala nyeri pasien post operasi sebelum dan sesudah dilakukan kompres dingin pada vertebra (lumbal) dengan p value = 0.000.
Kata Kunci: Kompres dingin, nyeri post operasi
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.