Penerapan Oral Hygiene Dengan Madu Pada Anak Usia Sekolah Dasar Dengan Evaluasi pH (Potential Of Hydrogen) Saliva
Abstract
Kebiasaan menggosok gigi dengan cara benar dan waktu yang tepat merupakan keberhasilan dalam
menerapkan oral hygiene. Oral hygiene dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk
menurunkan risiko pertumbuhan bakteri yang akan menimbulkan masalah pada gigi seperti karies
gigi. Salah satu oral hygiene yang dapat dilakukan untuk anak sekolah dasar adalah oral hygiene
menggunakan madu. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan oral hygiene dengan
menggunakan madu berdasarkan evaluasi pH saliva. Desain studi kasus ini menggunakan desain
penelitian deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah anak
usia sekolah dasar. Subjek studi berjumlah 2 orang yang didapatkan secara purposive sampling. Data
hasil studi disajikan dalam bentuk tabel intervensi evaluasi pH saliva selama 3 hari. Hasil studi kasus
menunjukkan kondisi pH saliva sebelum pemberian oral hygiene menunjukkan pH 13, kebiasaan
menggosok mengalami masalah dalam hal cara menyikat gigi, waktu pelaksanaan sikat gigi dan
kebiasaan mengonsumsi makanan manis. Kondisi setelah pemberian oral hygiene dengan madu pH
saliva menunjukkan pH 12, anak sudah paham cara melakukan sikat gigi dan waktu sikat gigi dengan
benar serta kenyamanan menggunakan madu dibandingkan pasta gigi sehari-hari. pH saliva pasien
masih dalam rentang pH basa. pH saliva mempunyai manfaat dalam menekan risiko pertumbuhan
bakteri pada mulut. Madu sebagai antibakteri ditunjukkan dengan kandungan senyawa fenol,
hidrogen peroksida, osmolaritas yang tinggi, pH yang rendah efektif melawan bakteri gram positif,
negatif dan methicilin-resistant Stapyhlococcis aureus (MRSA). Kesimpulan penelitian ini terdapat
manfaat madu sebagai oral hygiene sehari-hari anak usia sekolah dasar untuk menurunkan risiko
pertumbuhan bakteri di mulut.
Kata Kunci : oral higiene, pH saliva, madu
menerapkan oral hygiene. Oral hygiene dilakukan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk
menurunkan risiko pertumbuhan bakteri yang akan menimbulkan masalah pada gigi seperti karies
gigi. Salah satu oral hygiene yang dapat dilakukan untuk anak sekolah dasar adalah oral hygiene
menggunakan madu. Studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan oral hygiene dengan
menggunakan madu berdasarkan evaluasi pH saliva. Desain studi kasus ini menggunakan desain
penelitian deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah anak
usia sekolah dasar. Subjek studi berjumlah 2 orang yang didapatkan secara purposive sampling. Data
hasil studi disajikan dalam bentuk tabel intervensi evaluasi pH saliva selama 3 hari. Hasil studi kasus
menunjukkan kondisi pH saliva sebelum pemberian oral hygiene menunjukkan pH 13, kebiasaan
menggosok mengalami masalah dalam hal cara menyikat gigi, waktu pelaksanaan sikat gigi dan
kebiasaan mengonsumsi makanan manis. Kondisi setelah pemberian oral hygiene dengan madu pH
saliva menunjukkan pH 12, anak sudah paham cara melakukan sikat gigi dan waktu sikat gigi dengan
benar serta kenyamanan menggunakan madu dibandingkan pasta gigi sehari-hari. pH saliva pasien
masih dalam rentang pH basa. pH saliva mempunyai manfaat dalam menekan risiko pertumbuhan
bakteri pada mulut. Madu sebagai antibakteri ditunjukkan dengan kandungan senyawa fenol,
hidrogen peroksida, osmolaritas yang tinggi, pH yang rendah efektif melawan bakteri gram positif,
negatif dan methicilin-resistant Stapyhlococcis aureus (MRSA). Kesimpulan penelitian ini terdapat
manfaat madu sebagai oral hygiene sehari-hari anak usia sekolah dasar untuk menurunkan risiko
pertumbuhan bakteri di mulut.
Kata Kunci : oral higiene, pH saliva, madu
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.