Sistem Penyimpanan Vaksin Di 5 Puskesmas Kota Semarang
Abstract
Latar belakang : Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tetapi
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang
telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Seluruh proses
penyimpanan dan distribusi vaksin dari pusat sampai ke tingkat pelayanan, harus mempertahankan
kualitas vaksin tetap tinggi agar mampu memberikan kekebalan yang optimal kepada sasaran.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran sistem penyimpanan vaksin di lima puskesmas di
Kota Semarang. Metode penelitian : penelitian deskriptif dengan tehnik sampling accidental
sampling dan pengamatan langsung pada objek yang dilaksanakan di lima Puskesmas di kota
Semarang. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian : diketahui sebanyak 80,0% tidak
tersedia cold room/kamar dingin di puskesmas. Seluruh responden menyatakan bahwa di puskesmas
mereka tidak tersedia freezer room/kamar beku. Sebanyak 40,0% menyatakan terdapat vaccine
refrigerator sesuai SNI dan PQS dari WHO. Sebanyak 80,0% menyatakan bahwa memiliki Vaccine
Refrigerator model buka atas, 1 responden memiliki model buka depan. Sebanyak 40,0%
menggunakan sistem Absorbsi pada Vaccine Refrigerator, 40,0% sistem Kompresi. Hanya 1 responden
yang menyatakan terdapat vaccine frezeer sesuai SNI dan PQS dari WHO. Sebanyak 2 responden
menyatakan memiliki Vaccine frezeer model buka atas dan 1 responden menggunakan sistem
Kompresi. Sebanyak 60,0% menyatakan bahwa selotip pada thermostat vaccine frerigerator/freezer
sudah terpasang. Kesimpulan : sistem penyimpanan vaksin di 5 Puskesmas Kota Semarang
didapatkan beberapa sudah tersedia vaccine refrigerator sesuai SNI dan PQS dari WHO, sudah
menggunakan system kompresi pada vaccine freezer, terpasang selotip pada thermostat vaccine
refrigerator/freezer.
Kata Kunci : sistem penyimpanan vaksin.
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang
telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. Seluruh proses
penyimpanan dan distribusi vaksin dari pusat sampai ke tingkat pelayanan, harus mempertahankan
kualitas vaksin tetap tinggi agar mampu memberikan kekebalan yang optimal kepada sasaran.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran sistem penyimpanan vaksin di lima puskesmas di
Kota Semarang. Metode penelitian : penelitian deskriptif dengan tehnik sampling accidental
sampling dan pengamatan langsung pada objek yang dilaksanakan di lima Puskesmas di kota
Semarang. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian : diketahui sebanyak 80,0% tidak
tersedia cold room/kamar dingin di puskesmas. Seluruh responden menyatakan bahwa di puskesmas
mereka tidak tersedia freezer room/kamar beku. Sebanyak 40,0% menyatakan terdapat vaccine
refrigerator sesuai SNI dan PQS dari WHO. Sebanyak 80,0% menyatakan bahwa memiliki Vaccine
Refrigerator model buka atas, 1 responden memiliki model buka depan. Sebanyak 40,0%
menggunakan sistem Absorbsi pada Vaccine Refrigerator, 40,0% sistem Kompresi. Hanya 1 responden
yang menyatakan terdapat vaccine frezeer sesuai SNI dan PQS dari WHO. Sebanyak 2 responden
menyatakan memiliki Vaccine frezeer model buka atas dan 1 responden menggunakan sistem
Kompresi. Sebanyak 60,0% menyatakan bahwa selotip pada thermostat vaccine frerigerator/freezer
sudah terpasang. Kesimpulan : sistem penyimpanan vaksin di 5 Puskesmas Kota Semarang
didapatkan beberapa sudah tersedia vaccine refrigerator sesuai SNI dan PQS dari WHO, sudah
menggunakan system kompresi pada vaccine freezer, terpasang selotip pada thermostat vaccine
refrigerator/freezer.
Kata Kunci : sistem penyimpanan vaksin.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.