Inovasi Beras Analog Ubi Ungu (Ipomea batatas) sebagai Upaya Diversifikasi Pangan Rendah Glikemik untuk Pemberdayaan PKK Desa Puntukrejo
Abstract
Indonesia berada di peringkat ketujuh jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Diperlukan olahan
pangan yang memiliki indeks glikemik rendah untuk mengatasi masalah ini. Salah satu bahan pangan
rendah glikemik adalah ubi ungu. Mayoritas lahan pertanian di Desa Puntukrejo Kecamatan Ngargoyoso
dimanfaatkan untuk menanam ubi. Kecamatan Ngargoyoso menjadi penghasil ubi ungu terbesar kedua di
Kabupaten Karanganyar dengan produksi sebesar 45 ton. Potensi ubi ungu yang tinggi ini masih mengalami
permasalahan seperti harga jual rendah dan masyarakat yang belum dapat mengolah secara maksimal. Ubi
ungu merupakan salah satu bahan pangan rendah glikemik. Maka dari itu, tim pengusul bersama PKK Desa
Puntukrejo bersepakat membuat produk inovasi beras analog ubi ungu. Metode yang digunakan dalam
kegiatan pengabdian ini adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) yang menitikberatkan partisipasi
masyarakat secara aktif dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi
program. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah perubahan perilaku dan fisik dari mitra, produk beras
analog ubi ungu dengan kemasan yang estetik, buku pedoman, dan peningkatan pendapatan. Dengan
adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat mencegah diabetes di Indonesia khususnya di Kabupaten
Karanganyar dan memberdayakan PKK Desa Puntukrejo sehingga meningkatkan income generating.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong kemandirian mitra agar dapat memanfaatkan
potensi lokal yang tersedia.
Kata Kunci : Beras analog, ubi ungu, diversifikasi pangan, glikemik, desa
pangan yang memiliki indeks glikemik rendah untuk mengatasi masalah ini. Salah satu bahan pangan
rendah glikemik adalah ubi ungu. Mayoritas lahan pertanian di Desa Puntukrejo Kecamatan Ngargoyoso
dimanfaatkan untuk menanam ubi. Kecamatan Ngargoyoso menjadi penghasil ubi ungu terbesar kedua di
Kabupaten Karanganyar dengan produksi sebesar 45 ton. Potensi ubi ungu yang tinggi ini masih mengalami
permasalahan seperti harga jual rendah dan masyarakat yang belum dapat mengolah secara maksimal. Ubi
ungu merupakan salah satu bahan pangan rendah glikemik. Maka dari itu, tim pengusul bersama PKK Desa
Puntukrejo bersepakat membuat produk inovasi beras analog ubi ungu. Metode yang digunakan dalam
kegiatan pengabdian ini adalah Participatory Rural Appraisal (PRA) yang menitikberatkan partisipasi
masyarakat secara aktif dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi
program. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah perubahan perilaku dan fisik dari mitra, produk beras
analog ubi ungu dengan kemasan yang estetik, buku pedoman, dan peningkatan pendapatan. Dengan
adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat mencegah diabetes di Indonesia khususnya di Kabupaten
Karanganyar dan memberdayakan PKK Desa Puntukrejo sehingga meningkatkan income generating.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong kemandirian mitra agar dapat memanfaatkan
potensi lokal yang tersedia.
Kata Kunci : Beras analog, ubi ungu, diversifikasi pangan, glikemik, desa
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.