Latihan Peregangan Otot Pernafasan Untuk Meningkatkan Status Respirasi Pasien Asma
Abstract
Latar belakang: Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolism tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Pasien dengan asma mempunyai keluhan batuk berdahak dan sesak napas yang menyebabkan gangguan pernapasan sehingga mempengaruhi Respiratory Rate. Respiratory muscle stretching di harapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul pada seseorang yang mengalami gangguan pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida). Respiratory muscle stretching bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi atau proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dan dapat membantu memperbaiki ventilasi dan perfusi paru. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan otot pernafasan terhadap status respirasi pasien Asma. Metode: Jenis Penelitian adalah kuantitatif menggunakan desain Quasy experiment dengan rancangan randomized pretest posttest design without control. Populasi adalah semua pasien Asma yang dirawat di RSUD Kota Semarang. Sampel penelitian ini adalah 15 pasien Asma yang memenuhi kriteria inklusi: usia 20-60 tahun dengan hemodinamik pasien stabil (tekanan darah sistolik 90-130 mmHg, nadi 60-100 kali/menit, suhu normal). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan riwayat penyakit jantung. Teknik pemilihan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah stopwatch untuk mengukur respiratory rate, lembar observasi, serta SOP latihan peregangan otot pernafasan. Analisis
menggunakan uji T paired. Hasil: mean rank status respirasi pasien asma sebelum intervensi adalah 8.43 dan sesudah intervensi 2,00.
Kesimpulan: penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan peregangan otot pernafasan terhadap status respirasi pasien asma (p value : 0.001).
Pasien dengan asma mempunyai keluhan batuk berdahak dan sesak napas yang menyebabkan gangguan pernapasan sehingga mempengaruhi Respiratory Rate. Respiratory muscle stretching di harapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul pada seseorang yang mengalami gangguan pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida). Respiratory muscle stretching bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi atau proses pertukaran oksigen dan karbondioksida dan dapat membantu memperbaiki ventilasi dan perfusi paru. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan otot pernafasan terhadap status respirasi pasien Asma. Metode: Jenis Penelitian adalah kuantitatif menggunakan desain Quasy experiment dengan rancangan randomized pretest posttest design without control. Populasi adalah semua pasien Asma yang dirawat di RSUD Kota Semarang. Sampel penelitian ini adalah 15 pasien Asma yang memenuhi kriteria inklusi: usia 20-60 tahun dengan hemodinamik pasien stabil (tekanan darah sistolik 90-130 mmHg, nadi 60-100 kali/menit, suhu normal). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan riwayat penyakit jantung. Teknik pemilihan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah stopwatch untuk mengukur respiratory rate, lembar observasi, serta SOP latihan peregangan otot pernafasan. Analisis
menggunakan uji T paired. Hasil: mean rank status respirasi pasien asma sebelum intervensi adalah 8.43 dan sesudah intervensi 2,00.
Kesimpulan: penelitian menunjukkan ada pengaruh latihan peregangan otot pernafasan terhadap status respirasi pasien asma (p value : 0.001).
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.